Kamis, 15 September 2016

Dibayar untuk Belajar

Setiap orang memiliki cita-cita. Banyak yang ingin menjadi guru, dokter, pengusaha, atau bahkan presiden. Artinya, persaingan untuk menggapai cita-cita tersebut semakin sulit. Bagaimana dengan profesi jurnalis? Adakah orang yang bercita-cita berprofesi sebagai jurnalis yang andal? Kenapa tidak memilih yang ini?

Skill menulis dan rasa ingin tahu yang tinggi itu adalah modal awal untuk menjadi seorang jurnalis.
Seorang jurnalis dapat mengetahui peristiwa dengan cepat dan menjadi orang yang lebih aktual dibandingkan masyarakat umum. Seorang jurnalis harus mengolah informasi yang didapatkan untuk diberikan kepada masyarakat.

Selalu bertemu dengan orang baru merupakan salah satu keuntungan menjadi seorang jurnalis. Saling bertukar pikiran dan juga menambah wawasan. Membahas topik-topik yang sedang hangat dimasyarakat.

Seorang jurnalis berkesempatan melakukan perjalanan ke tempat-tempat diseluruh dunia untuk melakukan liputan. Meliput kuliner daerah, mengunjungi tempat-tempat wisata dan dapat belajar kebudayaan daerah tersebut.

Dikutip dari Erik Hodgis ahli dan praktisi jurnalistik, “Jurnalistik adalah pengiriman informasi dari sini ke sana dengan benar, seksama, dan cepat, dalam rangka membela kebenaran dan keadilan”. Seorang jurnalis harus membela kebenaran dan keadilan. Harus bersikap netral dan tidak memihak kepada siapapun. Karena jurnalis yang andal adalah ia yang memperjuangkan kebenaran dan keadilan.


Jurnalis adalah satu-satunya profesi yang dibayar untuk belajar. Melihat, mendengar, dan berbincang hal baru setiap hariya merupakan pembelajaran yang sangat berharga yang tidak akan didapatkan di manapun selain dunia jurnalis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar